Pengertian Iman, Islam dan Ihsan
April 19, 2020
Add Comment
Ketika melakukan pemisah, para ulama berusaha merumuskan batasan dalam tiga hala sendi Agama Islam, 'Izuddin bin' Abdissalam mencoba menguraikan, sebagaimana yang dikutib oleh DR. Bakr Ismail dalam kitab al-Fiqh-Wadhih:
"Izzuddin bib 'Abdissalam menjelaskan dalam kitabnya yang indah," Zubdah Khulashah al-Tashawwuf" bahwa Islam (dalam arti sempit.pen)adalah pelaksanaan beberapa hukum oleh anggota badan, Iman adalah pengakuan pengakuan hati dengan tugas kepatuhan kepada Allah SWT, dan ihsan adalah kesadaran jiwa untuk selalu melihat kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui." (al-Fiqh al-Wadhih min al-Kitab wa al-Sunnah, juz 1,hal 13)
Syaikh Abdul Hayyi al-Amrawi dan Syaikh Abdul Karim Murad telah mwngurai lebih terperinci:
"Rasulullah SAW memberi nama Iman, Islam dan Ihsan sebagai Agama. Sebagaimana seorang hamba (manusia) dituntut untuk percaya kepada Allah SWT, kepada Rasul dan semua yang datang dari Allah SWT, yang kemudian disebut" Iman", demikian pula seorang hammba diperintahkan untuk melaksanakan berbagai macam ibadah, baik ibadah qawliyah (ucapan) dan badaniyah (gerakan badan/fisik) atau gabungan dari Keduanya, Seperti seperti Shalat, atau ibadah badaniyah dan amaliyah (harta) atau penggabungan dari keduanya seperti haji dan jihat, yang selanjutnya disebut dengan "Islam", maka seorang hamba juga diharuskan untuk mempraktekkan adab (etika dan sopan santun) yang sesuai dengan sikap penghambaannya didepan Tuhannya, Etika itu merupakan akhlak yang di praktekkan Rasulullah SAW kepada Allah SWT dan kepada sesama mahluk,Aspek ini disebut dengan "Ihsan". (al-Tahdzir min al-Ightjrar, 145).
Pembagian ini semakin mengerucutkan pembagian Iman, Islam dan Ihsan, Iman dikhususkan kepada perhatian terhadap dimensi ketauhidan (peng-esaan) kepada Allah SWT, Islam ditujukan kepada perbuatan lahiriah dan Ihsan di titikberatkan kepada rohaniyah.
Dalam perkembangan selanjutnya bagian-bagian itu dielaborasi oleh para ulama sehingga menjadi bagian ilmu yang berbeda, Perhatian terhadap Iman memunculkan ilmu tauhid atau ilmu kalam. Perhatian khusus pada Aspek Islam (dalam pengertian yang sempit) menghadirkan ilmu fiqh atau ilmu hukum Islam dan penelitian terhadap dimensi Ihsan melahirkan Ilmu tashawwuf atau ilmu Akhlaq. (Pemikiran KH. Ackmad Siddiq, 1-2).
Penjelasan yang sama diungkap oleh Syaikh Abdul Hayyi al-Umrawi dan Abdul Karim Mirad dalam kitab al-Tahdzir min al-Ightirar halaman 145:
"Ilmu yang membiidangi persoalan akidah disebut ilmu ushuluddin (ilmu tauhid atau ilmu kalam). Sedangkan ilmu yang memfokuskan pada pembahasan amaliyah sehari-hari dinamakan ilmu fiqh. Dan ilmu yang membahas tentang adab (tatakrama) diberi nama ilmu tashawwuf. " (al-Tahdzir min al-Ightirar, 145).
Dapat ditarik benang merahnya bahwa inti ajaran Islam adalah Iman, Islam dan Ihsan yang harus di amalkan secara kaffah, dan dari perjalanan sejarah, secara keilmuan berkembang dan dielaborasi menjadi ilmu tauhid, fiqh dan tashawwuf.
"Izzuddin bib 'Abdissalam menjelaskan dalam kitabnya yang indah," Zubdah Khulashah al-Tashawwuf" bahwa Islam (dalam arti sempit.pen)adalah pelaksanaan beberapa hukum oleh anggota badan, Iman adalah pengakuan pengakuan hati dengan tugas kepatuhan kepada Allah SWT, dan ihsan adalah kesadaran jiwa untuk selalu melihat kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui." (al-Fiqh al-Wadhih min al-Kitab wa al-Sunnah, juz 1,hal 13)
Syaikh Abdul Hayyi al-Amrawi dan Syaikh Abdul Karim Murad telah mwngurai lebih terperinci:
"Rasulullah SAW memberi nama Iman, Islam dan Ihsan sebagai Agama. Sebagaimana seorang hamba (manusia) dituntut untuk percaya kepada Allah SWT, kepada Rasul dan semua yang datang dari Allah SWT, yang kemudian disebut" Iman", demikian pula seorang hammba diperintahkan untuk melaksanakan berbagai macam ibadah, baik ibadah qawliyah (ucapan) dan badaniyah (gerakan badan/fisik) atau gabungan dari Keduanya, Seperti seperti Shalat, atau ibadah badaniyah dan amaliyah (harta) atau penggabungan dari keduanya seperti haji dan jihat, yang selanjutnya disebut dengan "Islam", maka seorang hamba juga diharuskan untuk mempraktekkan adab (etika dan sopan santun) yang sesuai dengan sikap penghambaannya didepan Tuhannya, Etika itu merupakan akhlak yang di praktekkan Rasulullah SAW kepada Allah SWT dan kepada sesama mahluk,Aspek ini disebut dengan "Ihsan". (al-Tahdzir min al-Ightjrar, 145).
Pembagian ini semakin mengerucutkan pembagian Iman, Islam dan Ihsan, Iman dikhususkan kepada perhatian terhadap dimensi ketauhidan (peng-esaan) kepada Allah SWT, Islam ditujukan kepada perbuatan lahiriah dan Ihsan di titikberatkan kepada rohaniyah.
Dalam perkembangan selanjutnya bagian-bagian itu dielaborasi oleh para ulama sehingga menjadi bagian ilmu yang berbeda, Perhatian terhadap Iman memunculkan ilmu tauhid atau ilmu kalam. Perhatian khusus pada Aspek Islam (dalam pengertian yang sempit) menghadirkan ilmu fiqh atau ilmu hukum Islam dan penelitian terhadap dimensi Ihsan melahirkan Ilmu tashawwuf atau ilmu Akhlaq. (Pemikiran KH. Ackmad Siddiq, 1-2).
Penjelasan yang sama diungkap oleh Syaikh Abdul Hayyi al-Umrawi dan Abdul Karim Mirad dalam kitab al-Tahdzir min al-Ightirar halaman 145:
"Ilmu yang membiidangi persoalan akidah disebut ilmu ushuluddin (ilmu tauhid atau ilmu kalam). Sedangkan ilmu yang memfokuskan pada pembahasan amaliyah sehari-hari dinamakan ilmu fiqh. Dan ilmu yang membahas tentang adab (tatakrama) diberi nama ilmu tashawwuf. " (al-Tahdzir min al-Ightirar, 145).
Dapat ditarik benang merahnya bahwa inti ajaran Islam adalah Iman, Islam dan Ihsan yang harus di amalkan secara kaffah, dan dari perjalanan sejarah, secara keilmuan berkembang dan dielaborasi menjadi ilmu tauhid, fiqh dan tashawwuf.
0 Response to "Pengertian Iman, Islam dan Ihsan"
Post a Comment